July 2019 - Motivasi Sukses Mulia

Nama 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Allah Masuk Surga

10 nama sahabat nabi yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT
10 nama sahabat nabi yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT
Tertulis bahwa 10 nama sahabat nabi yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Rasulullah merupakan sosok yang sangat dicintai oleh siapa saja yang pernah bertemu dengannya, terutama oleh sahabat-sahabatnya. Sepeninggal Rasulullah, di tangan merekalah perjuangan Islam diteruskan dan lewat mereka jugalah ilmu Islam berkembang dan berjaya sampai hari ini.

Lantas, siapa sih yang berhak menyandang gelar mulia sebagai sahabat nabi ini? Menurut Imam Al-Bukhari rahimahullah, “Siapa saja dari kalangan kaum muslimin, yang pernah menyertai dan melihat Rasulullah, maka ia terhitung sahabat nabi”. (Shahih Bukhari)

Imam Ahmad rahimahullah melalui Ibnu Taimiyyah berkata, (sahabat adalah) “Siapa saja yang menyertai Rasulullah setahun, sebulan, sehari, atau sesaat, atau melihat ia, maka ia termasuk sahabat Nabi. Derajat masing-masing ditentukan menurut jangka waktunya menyertai Rasulullah.”
Rasulullah sendiri begitu memuliakan sahabat-sahabatnya, melalui sabda berbunyi, “Janganlah kalian mencaci maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai nyawaku, andaikata seseorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, tentunya ia tidak mencapai satu mud maupun setengahnya yang dibelanjakan oleh seorang dari mereka (sahabat-sahabatku).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat nabi sendiri menempati posisi yang istimewa, bahkan di mata Allah sekalipun. Sehingga mereka mendapat julukan radhiyallahu ánhum (semoga Allah meridhoi mereka).

Banyak sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Namun, terdapat 10 sahabat nabi yang disebutkan secara spesifik namanya oleh Rasulullah dijamin masuk surga.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar termasuk orang pertama yang memeluk Islam. Sepeninggal Nabi Muhammad, Abu Bakar lah yang menggantikan posisi ia dengan menjadi khalifah Islam, yaitu pada tahun 632 sampai 634 Masehi.

Abu Bakar lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, nama lengkapnya yaitu Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Taim bin Murrah bin Ka’ab. Abu Bakar sendiri merupakan ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW.  Dengan kata lain, Abu Bakar adalah mertua Rasulullah.

Abu Bakar jugalah yang pertama kali membenarkan perjalanan Isra’ Mi’raj yang dilakukan Rasulullah. Karenanya, sejak saat itu ia dipanggil Abu Bakar ash-Shiddiq.

2. Umar bin Khattab

Selain Abu Bakar, Umar bin Khattab termasuk dalam salah satu sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Umar sendiri merupakan khalifah kedua dalam Islam setelah Abu Bakar, yakni mulai tahun 634 sampai 644 Masehi. Sama seperti pendahulunya, Abu Bakar, Umar pun diberi julukan sebagai Khulafar Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.

Umar lahir dari seorang ibu bernama Hantamah binti Hasyim yang amat menyayanginya. Sebelum akhirnya menggantikan posisi Abu Bakar yang wafat, Umar sempat menjabat sebagai penasihat kepala.

3. Utsman bin Affan

Sahabat nabi lainnya yang juga dijamin masuk surga adalah Utsman bin Affan. Ia merupakan seorang pedagang kaya yang sangat dermawan. Setelah Umar bin Khattab wafat, Utsman-lah yang menggantikan posisinya memegang tampuk kepemimpinan. Utsman mulai menjalankan kepemimpinannya dari tahun 644 sampai tahun 656 Masehi.

Selain dikenal sebagai sosok yang pemalu, Utsman mendapat julukan Dzunnurain  yang artinya adalah pemilik 2 cahaya, hal ini dikarenakan Utsman menikahi dua orang putri Rasulullah, yakni Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

4. Ali bin Abi Thalib

Setelah syahidnya Utsman, poros kekhlifahan berpindah ke tangan Ali bin Abi Thalib. Ali sendiri merupakan salah satu orang yang pertama memeluk agama Islam, Selain merupakan sepupu Rasulullah, Ali juga menikahi Fatimah az-Zahra (putri Rasul). Dari pernikahan inilah lahir dua cucu Rasulullah; Hasan dan Husein.

5. Thalhah bin Ubaidillah

Selain 4 Khulafar Rasyidin, Thalhah bin Ubaidillah merupakan sahabat nabi dari suku Quraisy yang dijamin masuk surga. Selain pernah menjadi konsultan Rasul, ia juga pernah terlibat dalam Perang Uhud yang membuatnya mengalami luka yang amat parah. Thalhah kemudian berpulang ke pangkuan Allah setelah terkena panah musuh pada Perang Jamal.

6. Az-Zubair bin Al-‘Awwam

Az-Zubair merupakan putra dari bibi Rasulullah atau dengan kata lain ia adalah sepupu langsung Nabi SAW. Az-ubair sendiri termasuk dalam golongan as-Sabiqun al-Awwalun atau sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Tidak hanya itu, ia merupakan orang pertama yang dengan berani pernah menghunus pedang di Perang fi Sabilillah.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas

Bersama beberapa sahabat lain, Sa’ad bin Abi Waqqas juga termasuk salah seorang orang terdekat nabi yang menerima Islam sebagai pegangan hidupnya. Selain pernah ikut berjuang membela agama Islam, ia merupakan pemimpin pasukan Islam ketika berperang melawan tentara Persia di Qadissyah. Perang tersebut merupakan salah satu perang besar dan bersejarah bagi umat Islam.

8. Sa’id bin Zaid

Mendapat julukan sebagai Abu al-Aawar, Sa’id bin Zaid merupakan sepupu dekat Umar bin Khattab. Selain masuk Islam pada awal kedatangan ajaran Islam di Makkah, ia merupakan salah satu sahabat nabi yang sudah dijamin masuk surga oleh Allah SWT .

9. Abdurrahman bin Auf

Barangkali nama Abdurrahman bin Auf sudah tidak asing di telinga kita. Ya, ia memang merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal. Ia juga termasuk salah satu dari 8 orang pertama yang memeluk Islam dan sudah dijanjikan surga oleh Allah SWT.

10. Abu Ubaidah bin al-Jarrah

Sahabat nabi yang juga tidak luput dari janji imbalan surga adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Ia adalah seorang muhajirin dari kaum Quraisy Mekah. Abu Ubaidah pernah ikut serta berhijrah ke Madinah dan terlibat dalam peperangan membela Islam. Ketika Abu Bakar dipilih sebagai khalifah, Abu Ubaidah-lah yang dipilih sebagai panglima perang dalam memimpin pasukan Muslim ketika berperang melawan kekaisaran Romawi.

Hadits 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ
Dari [Abdurrahman bin ‘Auf] dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Abu Bakar masuk surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk surga, Zubair masuk surga, Abdurrahman bin ‘Auf masuk surga, Sa’ad masuk surga, Sa’id masuk surga dan Abu Ubaidah bin Jarah masuk surga.” (Hadits Tirmidzi Nomor 3680)

Mengenal Sejarah dan Fakta Masuknya Islam ke Indonesia

Mengenal sejarah dan fakta masuknya agama islam ke Indonesia
Mengenal sejarah dan fakta masuknya agama islam ke Indonesia
Mengenal sejarah dan fakta masuknya agama islam ke Indonesia. Tidak hanya di ranah dunia, di Indonesia sendiri, umat Muslim menempati posisi mayoritas di antara pemeluk agama lainnya. Bahkan data sensus penduduk terbaru tahun 2010, yang tercatat di Wikipedia, menunjukkan bahwa sekitar 87% masyarakatnya adalah pemeluk agama Islam. Meski Islam menjadi mayoritas, Indonesia tetap dijalankan atas asas demokrasi, bukan syariat Islam.

Masuknya agama Islam ke Nusantara sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari tempat asal kedatangannya, siapa yang membawa dan mengajarkan, serta masa kedatangan ajaran Islam itu sendiri. Zaman masih duduk di bangku sekolah dulu, salah satu teori penyebaran Islam paling populer adalah melalui jalur perdagangan, betulkah itu?

Penyebaran Islam oleh Pedagang Gujarat

Nah, inilah yang sering dikisahkan buku pelajaran zaman kita sekolah dulu. Teori ini menyebutkan bahwa Islam datang ke Indonesia atas jasa para pedagang Gujarat melalui jalur perdagangan pada abad ke-12 Masehi. Agama Islam sendiri masuk ke Nusantara dibawa oleh para pedagang Muslim melalui dua jalur utama, yakni jalur utara dan jalur selatan.

Dengan pembagian jalur utara meliputi rute: Arab (Makkah dan Madinah) – Damaskus – Baghdad – Gujarat (pantai barat India) lalu sampai pada Nusantara. Dan jalur selatan dengan rute: Arab (Makkah dan Madinah) – Yaman – Gujarat (pantai barat India) – Srilanka – Nusantara. Cara penyebaran Islam di Nusantara seperti ini dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah melalui perniagaan, sosial, dan pendidikan.

Penyebaran Islam lewat Perdagangan

Teori penyebaran Islam di Nusantara yang pertama menyebutkan bahwa Islam disebarkan lewat proses perniagaan alias perdagangan oleh para pedagang Arab, Persia, dan India yang ikut serta dalam lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, serta Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke-16.

Mereka akhirnya singgah di Nusantara tidak hanya untuk berdagang, tetapi juga berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam dengan menunjukkan perangai yang baik, jujur, amanah. Hal inilah yang membuat banyak penduduk lokal tertarik dan akhirnya memeluk Islam sebagai keyakinannya yang diturunkan kepada anak cucunya hingga sekarang.

Lewat Hubungan Sosial

Tidak hanya berkepentingan dengan kegiatan perniagaan, para pedagang yang singgah ke Nusantara ini juga turut aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan mereka tinggal.

Bahkan banyak juga dari mereka yang akhirnya menikah dengan penduduk setempat. Lewat jalan tidak langsung seperti inilah perlahan pemahaman tentang agama Islam diajarkan kepada masyarakat.

Lewat Pendidikan dan Pengajaran

Selain melalui perdagangan dan hangatnya cara para pedagang Gujarat bersosialisasi, mereka juga menyebarkan ajaran Islam melalui pendidikan dan pengajaran. Lewat cara ini, para pedagang Muslim berusaha mengedukasi masyarakat Nusantara akan keteduhan ajaran Islam.

Biasanya, mereka menggunakan tempat-tempat terbuka seperti musala, rumah warga, atau bahkan di bawah pohon rindang untuk sekadar berdiskusi mengenai agama Islam dengan para penduduk lokal.

Teori Masuknya Islam di Indonesia

Meski demikian, ada banyak teori lain yang menyebutkan perihal masuknya Islam ke Indonesia, di antaranya adalah:

Teori Makkah

Teori ini menyebutkan bahwa Islam masuk ke Nusantara langsung dari Makkah pada abad pertama tahun Hijriah. Teori ini dikemukakan oleh Haji Abdul Karim Amrullah atau biasa dikenal Hamka, sastrawan besar Indonesia yang juga merupakan tokoh Muhammadiyah.

Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab ini sama sekali tidak dilandasi oleh kepentingan ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi penyebaran agama Islam.

Teori Persia

Selain teori Makkah, ada juga teori Persia yang menyatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia merupakan hasil campur tangan dari bangsa Persia (sekarang Iran).

Teori ini sendiri dicetuskan oleh seorang  sejarawan asal Banten bernama Hoesein Djajadiningrat. Hoesein sendiri mengemukakan teori ini berdasar pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang di Persia dan Iran, seperti tradisi memeringati hari 10 Muharam (Hari Asyura) yang hingga kini masih terjaga baik di Indonesia.

Teori Cina

Selanjutnya, ada teori lain yang menyebutkan bahwa Islam di Indonesia berkembang berkat jasa para pedagang Cina. Bahkan sejumlah sumber tertulis jelas menyatakan bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina.

Tidak hanya itu, banyaknya bangunan masjid berarsitektur Cina semakin menguatkan teori bahwa agama Islam di Nusantara memang dibawa oleh penduduk Cina.

Menyikapi Keragaman Teori

Semua teori penyebaran di atas tentu saja memiliki kurang dan lebihnya masing-masing. Sebagai contoh, jika kita percaya bahwa Islam dibawa masuk oleh para penduduk Persia, maka bukan tidak mungkin membuat kita berpikir bahwa para penyebar Islam pertama kali di Nusantara adalah orang-orang Syiah, padahal mayoritas Muslim di Indonesia berpegang pada ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pun jika kita percaya bahwa Islam yang masuk di Indonesia berasal dari Jazirah Arab pada abad ke-7 M, ini artinya orang-orang di Nusantara sudah mengenal dakwah Islam sejak masa para sahabat Nabi masih hidup.

Dengan kata lain, ketika para tabi’in ramai-ramai menuntut ilmu agama pada para sahabat Nabi, beberapa orang di Nusantara juga sudah mengenal Islam yang sama pada waktu itu.

Adanya keberagaman teori tersebut tentu tidak lantas membuat kita boleh saling menyalahkan dan mencari teori mana yang paling benar.

Apa pun latar belakangnya, sudah sepatutnya kita bersyukur diberi anugerah bisa merasakan ajaran Islam dengan segala kesejukannya. Semoga bermanfaat, ya!
Notification
Ini adalah popup notifikasi.
Done